Jumat, 08 Juni 2007

Kanguru


KANGURU

Kanguru atau kangguru adalah hewan mamalia yang memiliki kantung (marsupialia). Hewan ini termasuk hewan khas Australia. Kata kanguru diambil dari bahasa Aborigin gangguru.
Ada tiga spesies kanguru:
· Kanguru Merah
Kanguru Merah adalah hewan marsupial terbesar yang masih hidup. Apabila berdiri tingginya dapat mencapai lebih dari 2 meter dan bobotnya mencapai 90 kg. Kanguru jenis ini biasanya bergerak dalam kelompok besar. Mereka tidur di kala siang yang hawanya paling panas. Apabila tidak ada air, mereka akan mencari kelembaban dari tumbuhan hijau. Mereka juga hanya akan berkembangbiak apabila ada hujan dan tumbuh tanaman baru.
· Kanguru Abu-abu Timur
Kanguru Abu-abu Timur dapat ditemukan di daerah subur Australia bagian timur.
· Kanguru Abu-abu Barat
Kanguru Abu-abu Barat dapat ditemukan di Australia bagian barat, Australia bagian selatan yang dekat dengan pantai dan basin Sungai Darling.
Kanguru Abu-abu sangat banyak jumlahnya. Mereka hidup di hutan-hutan eukaliptus yang terbuka dan di daerah berumput. Mereka memakan rumput.
Makropod
Sebagai tambahan, ada 60 makropod yang lebih kecil yang masih berhubungan dengan kanguru yaitu:
· Kanguru Pohon. Kanguru jenis ini hidupnya di atas pohon. Pada siang hari mereka tidur di dahan-dahan pohon. Pada malam hari mereka makan daun dan buah. Kanguru Pohon bisa ditemukan di hutan hujan tropis yang padat di Australia bagian timur laut dan New Guinea. Beberapa kanguru Pohon adalah hewan yang dilindungi. Kebanyakan dari mereka hampir punah disebabkan oleh perusakan lingkungan.
· Wallabi
· Wallaroo
· Quokka
Deskripsi Fisik
Kanguru mempunyai dua kaki belakang yang kuat, telapak kakinya yang besar didesain untuk meloncat. Kanguru biasa melompat dengan kecepatan 20-25 km/jam. Tapi mereka bisa melompat hingga kecepatannya menjadi 70 km/jam. Harapan hidup kanguru sekitar 9-18 tahun. Walau terkadang ada kanguru yang bisa bertahan hidup hingga 28 tahun.
Kanguru tidak hanya berada di Australia, di tanah air kita pun terdapat kanguru, khususnya Papua. Kanguru adalah binatang menyusui yang agak aneh. Jika dilihat sepintas, tampangnya mirip tampang rusa, tetapi kaki belakangnya lebih besar dan lebih panjang. Hal menarik lainnya, induk kanguru selalu membawa anaknya yang masih bayi dalam sebuah kantong di perutnya.
Jenis satwa khas Papua ini kini memang masih cukup banyak. Namun pemerintah kita tetap melindunginya untuk menjaga kelestarian satwa tersebut di masa mendatang. Karena di sana kanguru pun diburu untuk dimakan dagingnya.
Jenis Kanguru
Kanguru adalah satwa pemakan tumbuhan dari Keluarga Macropodidae yang penyebarannya terbatas hanya di Australia dan Irian Jaya saja. Kita memiliki dua jenis kanguru, yaitu kanguru darat dan kanguru pohon. Sesuai dengan cara hidupnya, kanguru darat hidup di tanah, mereka biasanya menghuni hutan-hutan berupa semak belukar maupun padang rumput.
Kanguru pohon sebagian besar masa hidupnya ada di pohon. Sekalipun begitu satwa tersebut juga sering turun ke tanah, misalnya bila sedang mencari air minum. Moncong kanguru pohon bentuknya lebih runcing jika dibandingkan dengan moncong kanguru darat. Ekornya agak panjang dan bulat, berbulu lebat dari pangkal sampai ekornya.

Pada kanguru darat kedua kaki depannya lebih pendek dari pada kaki belakangnya, Cakarnya pun lebih kecil. Moncongnya agak tumpul dan tidak berbulu. Ekornya makin meruncing ke ujung, bulunya tidak begitu lebat. Di Irian terdapat tiga jenis kanguru pohon yaitu dari marga Dendrolagus. Yang paling banyak adalah D. goodfellowi berkulit tubuh coklat sawo matang.
Kanguru yang terdapat di daerah pegunungan adalah Dendrologus dorsianus, warna bulunya cokelat muda. Badan kanguru kira-kira sebesar kambing, ekornya lebih pendek daripada tubuhnya. Ada lima jenis kanguru darat di Irian Jaya, yaitu dari marga Dorcopsis, Wallabaia dan Thylogale. Mereka hidup dari daerah pantai sampai pegunungan. Panjang tubuhnya sekitar 1 meter, ekornya lebih pendek daripada tubuhnya.
Jenis yang hidup di daerah pantai selatan Papua yaitu Thylogale stigmata, warna kulit tubuhnya kuning kecokelatan. Di daerah Merauke terdapat jenis Wallabia agilis, kulitnya cokelat muda kehitaman. Sedangkan jenis kanguru yang terdapat di daerah Irian Jaya bagian Utara adalah Dorcopsis hageni, kulit badannya cokelat sawo matang.
Kanguru darat lebih pandai meloncat bila dibandingkan dengan kanguru pohon. Namun justru merekalah yang paling banyak diburu sampai sekarang. Pemburuan kanguru memang sudah sejak dahulu dilakukan penduduk. Dagingnya dimakan, kulitnya dijual, bahkan masih banyak yang diekspor ke luar negeri. Jumlah kanguru kini memang masih cukup banyak. Irian Jaya masih memiliki hutan-hutan yang cukup luas. Sekalipun demikian pemerintah tetap merasa was-was karena jenis binatnag itu kini masih tetap diburu di mana-mana. Itulah sebabnya sejak tahun 1970 kanguru dilindungi undang-undang dan dilarang diburu.


Kanguru adalah salah satu hewan perusak tanaman di Australia. Jumlahnya yang banyak, sekitar 60 juta sekarang, membuatnya harus berebut sumber air dan makanan dengan manusia.
Mengusir hewan ini dari lahan pertanian dan sumber air merupakan aktivitas rutin yang harus dilakukan para petani di sana. Cara tradisional yang dilakukan adalah dengan menghardiknya menggunakan suara keras dari beberapa speaker yang dipasang di dekat lahan. Namun, semakin lama kawanan hewan berkantung ini semakin terbiasa dengan suara tersebut dan tidak lagi takut.
Tapi, mulai sekarang, para petani mungkin dapat melakukan cara yang ampuh dan unik untuk menghalau kanguru dari lahannya. Para peneliti di Melbourne University menemukan bahwa binatang berkantung ini takut pada suara langkah kakinya sendiri.
Suara rekaman kaki kanguru yang sedang memukul-mukul kakinya di tanah ditakuti kanguru-kanguru pengganggu. Sebab, suara itulah yang selalu dibuat hewan berkaki besar ini ketika menghadapi bahaya dan bersiap-siap melawan. Kanguru akan menghindar suara yang dianggapnya ancaman alaminya itu.
Terobosan ini sangat membantu para petani Australia mencegah kerugian yang mungkin ditimbulkan. Mereka sering mengeluhkan serangan kanguru yang kadang-kadang dilakukan dalam jumlah besar, seperti halnya kutu atau hama lainnya.
Akibatnya beberapa juta ekor kanguru terpaksa dibunuh setiap tahunnya. Bahkan, seringkali kanguru harus terluka parah karena ditembak atau dianiaya oleh orang yang tidak berpengalaman. Para pecinta hewan telah mendesak berbagai pihak agar tidak lagi membunuh kanguru dengan cara-cara yang menyakitkan.
Sejumlah besar hewan berkantung ini juga terluka atau terbunuh karena tertabrak truk atau mobil di jalanan. Para peneliti berharap, terobosan yang mereka kembangkan juga dapat digunakan untuk menghalau kanguru dari jalanan yang ramai.



SISTEM REPRODUKSI KANGURU
Sistem reproduksi kanguru sangat berbeda dengan hewan lainnya. Embrio kanguru melewati beberapa tahap perkembangan di luar rahim, yang biasanya terjadi di dalam rahim.
Tidak lama setelah pembuahan, dilahirkan bayi kanguru yang buta, panjangnya satu sentimeter. Biasanya hanya seekor yang lahir. Pada tahap ini bayi kanguru disebut neonatus. Sementara embrio semua mamalia melewati tahap ini di dalam rahim induknya, anak kanguru lahir saat panjangnya baru satu sentimeter. Neonatus tersebut belum berkembang sempurna: kaki depan belum berbentuk, dan kaki belakang baru merupakan tonjolan kecil.
Dengan keadaan seperti itu, neonatus tentu tidak dapat meninggalkan induknya. Setelah keluar dari rahim, neonatus bergerak memanjat menggunakan kaki depan menyusuri bulu-bulu tubuh induk dan tiga menit kemudian tiba di kantong induknya. Kantong induk bagi neonatus sama dengan rahim bagi mamalia lain. Perbedaannya adalah pada mamalia lain anak terlahir dalam bentuk bayi, sedangkan kanguru masih berupa neonatus ketika keluar dari rahim. Kaki, muka, dan banyak organ lainnya belum terbentuk. Neonatus yang telah mencapai kantong, menempelkan dirinya ke salah satu dari empat puting susu dan mulai menyusu.
Pada tahap ini, induk kembali mengalami ovulasi dan sel telur terbentuk di dalam rahim. Betina sekali lagi berkopulasi dengan jantan sehingga sel telur dibuahi. Namun, sel telur yang dibuahi tidak segera berkembang. Bila wilayah Australia Tengah mengalami musim kemarau panjang, seperti yang sering terjadi, telur yang dibuahi tersebut tidak mengalami perkembangan sampai musim kemarau selesai. Bila musim hujan datang dan padang rumput tumbuh, perkembangan sel telur dimulai kembali.
Pada tahap ini, kita menghadapi pertanyaan: siapa yang merencanakan semua ini, siapa yang mengatur perkembangan telur sesuai kondisi lingkungan? Telur tidak dapat mengatur dirinya sendiri karena belum sempurna sebagai makhluk hidup, tidak berakal, dan sama sekali tidak mengetahui kondisi lingkungan di luar. Induk juga tidak dapat mengatur hal ini karena, seperti makhluk hidup lain, induk tidak mempunyai kekuasaan atas perkembangan yang terjadi di dalam tubuhnya. Peristiwa yang luar biasa ini tentu diatur oleh Allah, pencipta induk dan sel telur.
Apabila cuaca mendukung, 33 hari setelah pembuahan, neonatus baru yang sebesar biji kacang merah, merayap dari mulut rahim dan mencapai kantong induknya seperti yang dilakukan kakaknya.
Sementara itu, neonatus pertama di dalam kantong telah mengalami pertumbuhan yang nyata. Ia tumbuh tanpa mengganggu adiknya yang panjangnya hanya satu sentimeter. Setelah berumur 190 hari, anak kanguru sudah cukup dewasa untuk keluar dari kantong induknya. Mulai saat itu, anak kanguru menghabiskan sebagian besar waktunya di luar kantong dan sepenuhnya meninggalkan kantong pada umur 235 hari.
Tak lama sesudah kelahiran anak kedua, kanguru betina kembali berkopulasi, sehingga jumlah anak yang menggantungkan hidup pada induk adalah tiga ekor. Anak pertama sudah dapat makan rumput, namun kadang-kadang kembali ke kantong untuk menyusu; anak kedua masih berkembang dengan menyusu; anak ketiga, yang terkecil, masih dalam bentuk neonatus.
Yang mengejutkan adalah bahwa ketiga anak ini, yang berada dalam tahap perkembangan yang berbeda-beda dan bergantung pada induknya, masing-masing mendapatkan jenis air susu yang berbeda sesuai dengan tahap perkembangannya. Pada awal perkembangannya, anak mendapatkan susu yang bening dan tidak berwarna, kemudian susu berubah putih seperti air susu pada umumnya. Jumlah lemak dan zat kandungan lain juga bertambah sejalan dengan perkembangan anak.
Sementara anak pertama mendapatkan susu yang sesuai dengan kebutuhannya, anak kedua mendapatkan susu yang lebih mudah dicerna pada puting susu yang lain. Dengan demikian, induk menghasilkan dua jenis susu sekaligus dengan kandungan zat yang berbeda. Ketika anak ketiga lahir, susu yang dihasilkan juga menjadi tiga jenis: bergizi tinggi untuk anak yang lebih tua, gizi dan lemak lebih rendah untuk anak yang lebih muda. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap anak mendapatkan puting susu yang khusus bagi dirinya. Bila mengisap puting susu yang mengandung zat yang berbahaya baginya, susu tersebut bisa membahayakan tubuhnya.
Cara pemberian makan seperti di atas ini memang luar biasa dan jelas merupakan karya cipta yang unik. Induk kanguru tentu tidak secara sadar mengatur semuanya. Bagaimana mungkin seekor hewan dapat menentukan kandungan susu yang berbeda-beda bagi ketiga anaknya? Andaikan bisa, bagaimana ia dapat menghasilkan ketiga kandungan susu yang berbeda di dalam tubuhnya? Bagaimana ketiga jenis susu itu disalurkan melalui saluran yang berbeda?
Sudah pasti kanguru tidak mampu melakukan hal tersebut. Induk kanguru bahkan tidak menyadari bahwa susu yang dikeluarkan terdiri atas tiga macam. Proses yang sangat mengagumkan ini pasti hasil dari sifat alamiah yang sudah ada dalam tubuh hewan.

Kanguru Pohon Wakera
Kalau Australia punya hewan khas kanguru, maka sebenarnya Indonesia juga punya. Hanya bedanya, kanguru dari Indonesia adalah jenis kanguru pohon. Sesuai namanya, kanguru ini hidup dari pohon ke pohon. Kanguru pohon Wakera merupakan hewan endemik Papua. Berasal dari daerah Wakera, khususnya area Teluk Lobo, famili Macropodidae ini bernama Latin Dendrolagus inustus. Adalah Muller, ahli zoologi asal Jerman yang pertama kali mendeskripsikannya dalam bentuk tulisan pada tahun 1840. Kanguru pohon Wakera ini juga punya beberapa nama Latin sinonim seperti D. finschi, D. keiensis, D. maximus, D. sorongensis dan D. schoedei. Orang mancanegara lebih suka menyebutnya Dusky atau Grizzled tree-kangaroo yang berarti kanguru pohon kelabu. Walau berasal dari Wakera, namun spesies unik ini juga tersebar di daerah utara Papua.
Indonesia juga memiliki daerah di mana hewan ini bermukim. Adalah Papua, tempat di mana hewan berkantung itu hidup menyatu dengan alam yang asri.

Hingga saat ini terdapat sekitar sepuluh jenis kanguru yang terdapat di kawasan Indo-Pasifik. Separuhnya berada di Indonesia. Bahkan salah satu jenis di antaranya baru saja ditemukan. Kanguru pohon mbaiso (dendrolagus mbaiso) ditemukan di kawasan hutan sub-alpin Papua. Jenis lainnya adalah kanguru pohon hias (denrolagus goodfellowi), kanguru pohon ndomea (dendrolagus dorianus), kanguru pohon nemena (d.ursinus), dan kanguru pohon wakera (dendrolagus inustus).

Bentuk dan jenis dari hewan ini tidak mengalami banyak perbedaan. Hanya ukurannya saja yang berbeda. Kanguru adalah binatang mamalia berkantung yang ganjil dan aneh. Wajahnya mirip rusa, berjalan dengan cara melompat dan memiliki kaki belakang yang ukurannya lebih besar dari kedua kaki depannya.

Jenis satwa ini populasinya hanya berada di Papua dan termasuk hewan yang dilindungi sekalipun populasinya cukup banyak karena seiring tingginya perburuan hewan mamalia ini. Sejak tahun 1970-an kanguru dilarang diburu dan dilindungi undang-undang.
Keunikan lain dari binatang melompat ini adalah memiliki kantung di bagian depan tubuhnya atau di bagian perutnya untuk membawa anaknya. Jenis kanguru darat dan kanguru pohon (lau-lau) adalah keluarga dari macropdidae yang penyebarannya hanya terbatas di Australia dan Papua.

Kanguru adalah satwa pemakan tumbuhan. Hewan ini hidup sesuai dengan namanya. Kanguru pohon hidup di atas pohon walaupun ia juga berada di tanah untuk mencari minum.
Kelompok ini juga biasa hidup di antara lebatnya hutan dan semak belukar. Bentuk ekor dari kanguru pohon agak panjang dan bulat serta berbulu lebat dari pangkal hingga ujung ekornya, sedangkan bentuk moncongnya lebih runcing dari bentuk moncong kanguru darat.
Pada kanguru darat kedua kaki depannya jauh lebih kecil dari kaki belakangnya, ekornya meruncing pada bagian ujung dan tidak berbulu. Moncongnya tidak terlalu runcing dan tidak berbulu seperti kanguru pohon. Cakarnya pun lebih kecil. Mungkin ini disesuaikan dengan kebutuhannya yang tidak perlu berpegangan pada dahan pohon seperti lau-lau.

Di Papua terdapat tiga jenis kanguru pohon. Kanguru pohon berasal dari marga denrolagus. Yang paling sering ditemui adalah jenis dendrolagus goodfellowi, yang kulit tubuhnya berwarna cokelat sawo matang. Sedangkan kanguru jenis denrolagus dorsianus yang terdapat di daerah pegunungan, bulunya berwarna cokelat muda. Ukuran tubuh dari kanguru pohon kira-kira sebesar ***** dan ekornya lebih pendek dari panjang tubuhnya.

Di Papua, ada lima jenis kanguru darat dari marga dorcopsis, wallabsis, dan thylogale. Jenis ini hidup di daerah pantai hingga pegunungan dan panjang tubuhnya mencapai satu meter.

Thylogale stigmata adalah salah satu jenis kanguru darat yang bermukim di daerah pantai selatan Papua. Warna bulu dari jenis kanguru ini cukup cerah, yaitu kuning kecokelatan. Sedangkan di Merauke, terdapat jenis wallabaia agilis yang warna bulunya cokelat muda kehitaman.

Di Papua bagian utara terdapat jenis dorcopsis hageni yang warna bulunya cokelat sawo matang. Setiap kali hewan ini melahirkan ia hanya memiliki seekor bayi, dan hanya dapat menyimpan embrio atau bakal bayi dalam tubuhnya sampai hampir 11 bulan.
Embrio ini akan berkembang bila anak yang di kantung sudah besar dan musimnya cocok. Anak kanguru dilahirkan dengan keadaan buta, tanpa bulu, kecil, dan masih menempel pada puting induknya. Karena itu, ia butuh kantung induknya untuk berlindung. Ekornya yang besar diperlukan untuk menjaga keseimbangan ketika ia melompat. Kanguru darat memiliki kepandaian melompat dibandingkan dengan kanguru pohon (lau-lau).

Di kawasan kepala burung, Semenanjung Fak Fak, Salawati dan Pulau Yapen. Kadang ditemukan pula di daerah Waigeo. Mereka suka berhabitat di hutan lebat tropis dengan ketinggian antara 100-1.400 meter. Di Indonesia kanguru pohon Wakera sudah masuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Sementara di tingkat global mereka juga masuk dalam hewan langka yang dilarang diperdagangkan, yakni CITES Appendix II.
Dibanding dengan familinya, kanguru ini adalah yang paling besar di antara warga kanguru pohon lain. Bulu di tubuhnya juga lebih panjang-panjang dan lebat. Ukuran tubuh jantannya lebih besar dibanding betina. Bobot tubuh rata-rata bisa mencapai 15 kilogram saat usia dewasa. Dan sesuai namanya, kanguru pohon Wakera memiliki warna bulu abu-abu.
Mereka biasa aktif mencari makan dari pagi hingga petang hari. Tapi kadang mereka harus mengendap-endap, sebab kanguru pohon juga menjadi incaran para penduduk setempat. Konon kabarnya dagingnya sangat lezat untuk disantap.
Mereka adalah pemanjat ulung. Di ranting pohon bisa bergerak cukup lincah dan cekatan. Tapi sebaliknya kalau di tanah mereka bergerak sangat lambat. Ekornya cukup panjang, berfungsi sebagai penjaga keseimbangan tubuh. Kaki depannya cukup kuat dan kekar sehingga bisa menyanggah tubuh di ranting-ranting pohon atau memanjat. Kakinya lebih pendek dan lebar dibanding dengan kanguru biasa. Sedangkan kukunya juga lebih panjang dengan tujuan agar bisa mencengkeram batang pohon.
Penasaran ingin menyaksikan kanguru pohon Wakera bergelantungan dengan lincah dari pohon ke pohon? Barangkali kita bisa berpetualang ke hutan lebat Papua. Asal saja habitat mereka belum habis diburu manusia.

REFERENSI
· Dawson, Terence J. 1995. Kangaroos: Biology of the Largest Marsupials. Cornell University Press, Ithica, New York. Second printing: 1998. ISBN 0-8014-8262-3.
· Flannery, Timothy Fridtjof, et al. 1996. Tree Kangaroos: A Curious Natural History. Reed Books, Melbourne. ISBN 0-7301-0492-3
· Underhill D (1993) Australia's Dangerous Creatures, Reader's Digest, Sydney, New South Wales, ISBN 0-86438-018-6
· Weldon, Kevin. 1985. The Kangaroo. Weldons Pty. Ltd., Sydney. ISBN 0-949708-22-4