Kamis, 17 Januari 2008

Cara Conversi Angka ke Teks

Option Explicit

'Main Function
Function AngkaTerbilang(ByVal MyNumber)

'Function SpellNumber(ByVal MyNumber)
Dim Rupiah, sen, Temp
Dim DecimalPlace, Count
ReDim Place(9) As String
Dim a As Long
Place(2) = " Ribu"
Place(3) = " Juta"
Place(4) = " Milyar"
Place(5) = " Trilyun"
' String representation of amount.
MyNumber = Trim(Str(MyNumber))
' Position of decimal place 0 if none.
DecimalPlace = InStr(MyNumber, ".")
' Convert sen and set MyNumber to dollar amount.
If DecimalPlace > 0 Then
sen = GetTens(Left(Mid(MyNumber, DecimalPlace + 1) & "00", 2))
MyNumber = Trim(Left(MyNumber, DecimalPlace - 1))
End If
Count = 1
Do While MyNumber <> ""
Temp = GetHundreds(Right(MyNumber, 3))
If Temp <> "" Then Rupiah = Temp & Place(Count) & Rupiah
If Left(Trim(Rupiah), 9) = "Satu Ribu" Then
Rupiah = " Seribu" & Mid(Rupiah, 11)
End If
If Len(MyNumber) > 3 Then
MyNumber = Left(MyNumber, Len(MyNumber) - 3)
Else
MyNumber = ""
End If
Count = Count + 1
Loop
Select Case Rupiah
Case ""
Rupiah = "Nol Rupiah"
Case Else
Rupiah = Rupiah & " Rupiah"
End Select
'Select Case sen
' Case ""
' sen = " dan nol sen"
' Case Else
' sen = " dan " & sen & " sen"
'End Select
AngkaTerbilang = Trim(Rupiah)
'SpellNumber = Trim(Rupiah)
End Function

' Converts a number from 100-999 into text
Function GetHundreds(ByVal MyNumber)
Dim Result As String
If Val(MyNumber) = 0 Then Exit Function
MyNumber = Right("000" & MyNumber, 3)
' Convert the hundreds place.
If Mid(MyNumber, 1, 1) <> "0" Then
If Mid(MyNumber, 1, 1) = "1" Then
Result = " Seratus"
Else
Result = GetDigit(Mid(MyNumber, 1, 1)) & " Ratus"
End If
End If
' Convert the tens and ones place.
If Mid(MyNumber, 2, 1) <> "0" Then
Result = Result & GetTens(Mid(MyNumber, 2))
Else
Result = Result & GetDigit(Mid(MyNumber, 3))
End If
GetHundreds = Result
End Function

' Converts a number from 10 to 99 into text.
Function GetTens(TensText)
Dim Result As String
Result = "" ' Null out the temporary function value.
If Val(Left(TensText, 1)) = 1 Then ' If value between 10-19...
Select Case Val(TensText)
Case 10: Result = " Sepuluh"
Case 11: Result = " Sebelas"
Case 12: Result = " Dua Belas"
Case 13: Result = " Tiga Belas"
Case 14: Result = " Empat Belas"
Case 15: Result = " Lima Belas"
Case 16: Result = " Enam Belas"
Case 17: Result = " Tujuh Belas"
Case 18: Result = " Delapan Belas"
Case 19: Result = " Sembilan Belas"
Case Else
End Select
Else ' If value between 20-99...
Select Case Val(Left(TensText, 1))
Case 2: Result = " Dua Puluh"
Case 3: Result = " Tiga Puluh"
Case 4: Result = " Empat Puluh"
Case 5: Result = " Lima Puluh"
Case 6: Result = " Enam Puluh"
Case 7: Result = " Tujuh Puluh"
Case 8: Result = " Delapan Puluh"
Case 9: Result = " Sembilan Puluh"
Case Else
End Select
Result = Result & GetDigit(Right(TensText, 1)) ' Retrieve ones place.
End If
GetTens = Result
End Function

' Converts a number from 1 to 9 into text.
Function GetDigit(Digit)
Select Case Val(Digit)
Case 1: GetDigit = " Satu"
Case 2: GetDigit = " Dua"
Case 3: GetDigit = " Tiga"
Case 4: GetDigit = " Empat"
Case 5: GetDigit = " Lima"
Case 6: GetDigit = " Enam"
Case 7: GetDigit = " Tujuh"
Case 8: GetDigit = " Delapan"
Case 9: GetDigit = " Sembilan"
Case Else: GetDigit = ""
End Select
End Function

Sabtu, 30 Juni 2007

गिगी

USAHA KESEHATAN GIGI
PADA ANAK SEKOLAH


Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang bermanfaat untuk menciptakan iklim atau kondisi yang dapat mempengaruhi tingkah laku kesehatan individu. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dari anak didik yang disesuaikan dengan tujuan pendidikan. Untuk timbulnya sikap dan tingkah laku yang diharapkan itu diperlukan suatu proses pendidikan. Untuk mencapai tujuan dari suatu proses pendidikan, diperlukan sarana penunjang berupa strategi pendekatan. Strategi pendekatan yang sesuai dengan kondisi perorangan maupun kelompok masyarakat, akan mempercepat proses terjadinya perubahan tingkah laku itu. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat.

Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi, dan atau mengajak orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat, arena tingkat kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan indeks pembangunan manusia (IPM). Tingkah laku yang diharapkan dalam pendidikan kesehatan ini adalah yang menunjang cara hidup sehat, baik manusia sebagai perorangan maupun sebagai kelompok masyarakat, oleh kerena pendidikan kesehatan sangatlah penting untuk menunjang setiap program kesehatan yang direncanakan. Tetapi seperti yang kita tahu bahwa pelaksanaan pendidikan ini, baik di negara maju maupun berkembang mengalami berbagai hambatan dalam rangka pencapaian tujuannya, yakni mewujudkan perilaku hidup sehat bagi masyarakatnya. Hambatan yang paling besar dirasakan adalah faktor pendukungnya, yakni yang mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan gigi bagi masyarakat itu sendiri, misalnya : air bersih, tempat pembuangan sampah, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya.


Kesehatan Gigi dan Mulut

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah semua upaya atau aktivitas yang mempengaruhi orang-orang untuk bertingkah laku yang baik bagi kesehatan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut serta memberikan pengertian cara-cara memelihara kesehatan gigi dan mulut. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut ini merupakan satu bagian penting dari program pendidikan kesehatan secara keseluruhan. Program kesehatan gigi dan mulut pada hakekatnya ditunjukkan kepada seluruh masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat itu sendiri (DepKes. RI. 1982). Sebagaimana program kesehatan pada umumnya, walaupun baiknya program kesehatan itu, bila dalam pelaksanaannya tanpa mempertimbangkan keikutsertaan masyarakat di dalamnya, maka kemungkinan akan terjadinya hambatan atau bahkan kegagalan.

Dalam hal kesehatan gigi dan mulut, beberapa pakar mengatakan bahwa Departemen Kesehatan seringkali mengabaikan masalah kesehatan gigi dan mulut ini. Sebagai salah satu contoh, program yang diselenggarakan di puskesmas-puskesmas mengenai usaha kesehatan gigi masih belum optimal diselenggarakan, seperti melakukan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut serta perawatannya secara rutin untuk anak-anak sekolah masih jarang dilakukan. Semua hal tersebut adalah program pokok puskesmas, namun sering diabaikan sehingga menjadi suatu hambatan dalam mencapai tujuan untuk menghilangkan atau mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mulut serta mempertinggi kesadaran kelompok masyarakat tentang pentingnya pemerliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Program-program yang baik adalah yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat itu sendiri. Tetapi oleh karena sebagian besar masyarakat Indonesia hanya mempunyai tingkat pengetahuan dan ekonomi yang masih rendah, dengan sendirinya nilai kebutuhan akan kesehatan gigi dan mulut ini masih perlu dibangkitkan, supaya mereka menyadari bahwa kesehatan gigi dan mulut ini perlu ditingkatkan dan merupakan salah satu kebutuhan penting dalam hidupnya. Dengan begitu mereka dapat melakukan sendiri dengan cara yang benar di dalam memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.

Usaha pencegahan penyakit gigi dan mulut terutama ditujukan kepada murid-murid sekolah, antara lain melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dalam pemberian fluor guna mencegah atau mengurangi karies gigi atau penyakit gigi lainnya.

Lebih rincinya ada beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) ini, yaitu :

1. Kumur-kumur dengan larutan fluor

Tujuannya adalah untuk mendapatkan lapisan gigi yang lebih tahan terhadap serangan asam. Asam merupakan hasil akhir dari sisa-sisa makanan terutama yang mengandung karbohidrat. Dengan lapisan email yang lebih tahan terhadap asam, diharapkan tidak akan cepat terjadi lubang pada gigi (karies).

2. Sikat gigi

Kepada setiap siswa/i diberikan pasta Fluocaril pada saat kegiatan ini berlangsung. Kegiatan ini dilakukan di tempat khusus yang sudah disediakan sekolah dan sebaiknya dilengkapi juga dengan cermin, sehingga mereka dapat melihat sendiri pada saat mereka menyikat gigi. Cara sikat gigi yang baik dan benar diajarkan oleh perawat yang bertugas di lokasi sekolah tersebut. Untuk menguji apakah siswa/i telah menyikat gigi dengan bersih diberikan suatu larutan (disclosing solution) yang berwarna merah. Jika masih banyak sisa-sisa makanan/lapisan plak yang menempel akan terlihat banyak bagian gigi (email) yang berwarna merah. Kepada siswa/i yang belum menyikat giginya dengan bersih dianjurkan untuk melanjutkan kegiatan menyikat gigi ini. Dengan cara tersebut diharapkan setiap siswa/i mempunyai pengalaman dan latihan untuk mengetahui berapa lama seseorang harus menyikat gigi sampai bersih betul. Kegiatan sikat gigi bersama ini dapat dilakukan beberapa kali dalam satu bulan.

3. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut

Pada siswa/i TK dan SD diberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan cara menggunakan buku pegangan yang bisa didapat dari Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia. Buku-buku tersebut telah disusun berdasarkan urutan kelasnya yaitu buku I untuk kelas I dan seterusnya sampai buku VI dan dilengkapi dengan buku kerjanya masing-masing. Penyuluhan diberikan oleh dokter gigi dengan dibantu overhead projector, slide, gambar-gambar dan alat-alat peraga yang menarik seperti model gigi dan lain-lainnya sehingga penyuluhan itu tidak berkesan membosankan, selain tentang kesehatan gigi, diberikan juga penyuluhan tentang bagaimana menjaga kesehatan mulut yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan gigi. Kerjasama dengan kepala sekolah sangat diperluka karena penyuluhan ini dilaksanakan pada jam-jam sekolah dan seharusnya sudah dijadwalkan pada awal tahun pelajaran. Tujuan dari penyuluhan tersebut adalah agar siswa/i lebih sadar bagaimana seharusnya menjaga kesehatan gigi dan mulutnya masing-masing. Peran serta guru kelas dan kepala sekolah besar artinya dalam keberhasilan usaha kegiatan penyuluhan tersebut.

Perawatan gigi dan mulut ditunjukkan dalam memperoleh pengobatan yang diperlukan, terutama pengobatan dalam menghilangkan rasa sakit, dan mencegah kerusakan gigi semakin parah. Sebaiknya sebelum dilakukan perawatan, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan untuk membuat data dari setiap siswa/i. Pada tiap-tiap awal tahun pengajaran dilakukan pemeriksaan awal untuk dibuatkan kartu status tentang keadaan gigi geligi masing-masing juga tentang kesehatan mulut secara keseluruhan. Berdasarkan data-data tersebut, diperoleh gambaran mengenai berapa jumlah siswa/i yang memerlukan penambalan dan pencabutan diberikan surat untuk ditandatangani orang tuanya sebagai tanda persetujuan bahwa putra/i-nya diizinkan dirawat di sekolah. Mengingat UKGS bukanlah poliklinik, maka perawatan yang diberikan hanyalah penambalan tetap, pencabutan gigi susu yang sudah saatnya tanggal, pengobatan gigi untuk menghilangkan rasa sakit/pencegahan kerusakan lebih lanjut.
MERAWAT GIGI DAN MULUT BALITA DAN ANAK


Perawatan gigi dan mulut pada masa balita dan anak ternyata cukup menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada tingkatan usia selanjutnya. Beberapa penyakit gigi dan mulut bisa mereka alami bila perawatan tidak dilakukan dengan baik. Di antaranya caries (lubang pada permukaan gigi), ginggivitis (radang gusi), dan sariawan.
Untuk mencegahnya, beberapa hal berikut perlu mendapatkan perhatian orang tua:
Kurangi konsumsi makanan manis dan mudah melekat pada gigi seperti permen atau coklat. Namun melarang sama sekali dapat menimbulkan dampak psikis.
Ajak mereka menggosok gigi secara teratur dan benar pada pagi, sore, dan menjelang tidur. Lebih baik lagi bila dilakukan setiap usai makan. Biasakan mereka berkumur-kumur setelah makan makanan manis.
Siapkan makanan kaya kalsium (ikan & susu), fluor (teh, daging sapi & sayuran hijau), fosfor, serta vitamin A (wortel), C (bebuahan), D (susu), dan E (kecambah). Mineral dan vitamin tersebut diperlukan untuk pertumbuhan gigi mereka.
Jaga higiene oral mereka dengan baik. Bila ada karang gigi segera bawa ke dokter gigi untuk dibersihkan.
Ajak mereka memeriksakan gigi enam bulan sekali.
Bila tiba-tiba mengeluh sakit gigi, suruh mereka berkumur dengan air garam hangat dan lubang ditutup kapas berminyak cengkeh. Bila sariawan, suruh mereka berkumur dengan air rebusan sirih dan garam yang hangat. Lalu, bawa ke dokter/klinik gigi.


Merawat Gigi Anak Agar Sehat

Perawatan gigi dan mulut secara maksimal, khususnya pada masa balita dan anak-anak, akan menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada usia selanjutnya. Untuk memperoleh gigi yang sehat pada anak, bagaimanakah cara perawatannya?
Penyakit gigi dan mulut akan sering dialami oleh balita dan anak-anak bila perawatannya tidak dilakukan dengan baik. Contoh penyakit gigi dan mulut yaitu caries (lubang pada permukaan gigi), ginggivitis (radang pada gusi), dan sariawan.?

Sehabis mengonsumsi makanan yang manis (seperti coklat) dan lengket (seperti dodol), jika tidak segera disikat akan tertinggal dan menyebabkan kerusakan pada gigi. Selain itu, minuman seperti teh, kopi, minuman ringan, serta rokok juga dapat menimbulkan lapisan tipis di gigi yang disebut dengan stain sehingga warna gigi menjadi kusam dan kecoklatan. Lapisan stain yang kasar itu mudah ditempeli oleh sisa makanan dan kuman yang akhirnya membentuk plak, dan jika tidak dibersihkan akan mengeras dan membentuk karang gigi (calculus) yang dapat merambat ke akar gigi. Akibatnya gusi mudah berdarah, gigi gampang goyah, dan mudah tanggal.?

Merawat gigi bayi dapat dilakukan dengan cara membersihkan giginya dengan menggunakan kain kasa atau kapas yang dibilas dengan air hangat, kemudian digosokkan secara pelan-pelan pada gusi bayi. Apabila anak sudah beranjak besar, orang tua harus mengajarinya tentang rutinitas menggosok gigi. Sebaiknya pola makan si anak?harus selalu diperhatikan, apakah makanan yang dikonsumsinya dapat merusak gigi atau tidak. Jangan terlalu sering memberikan anak makanan yang manis dan mudah melekat di gigi atau gusi seperti permen, coklat, dan biskuit. Makanan seperti itu dapat bereaksi di mulut dan akhirnya membentuk asam yang dapat merusak gigi dan dapat menimbulkan gigi berlubang, gigi tanggal sebelum waktunya, serta gangguan pada ukuran, bentuk maupun jumlah gigi. Untuk mencegah hal itu, berikanlah si kecil makanan yang berserat, seperti sayur dan buah yang bersifat self cleansing (membersihkan gigi) karena membutuhkan proses pengunyahan secara berulang-ulang.?Kalau memang ingin memberikan makanan seperti coklat, permen, biskut dan makanan manis lainnya hendaknya pada waktu yang tepat, misalnya setelah makan siang. Jika sudah selesai mengonsumsi makanan tersebut, anak sebaiknya disuruh untuk menyikat giginya hingga bersih.

Mungkin untuk sebagian orang kesehatan mulut selalu menjadi nomor yang kesekian, tapi tak banyak orang tahu jika mulut adalah organ yang berperan penting bagi kesehatan tubuh. Kesehatan mulut tak sekedar untuk mendapatkan gigi yang putih, bersih dan kuat, tetapi menjaga kesehatan mulut berarti juga ikut menjaga kesehatan seluruh badan, karena mulut adalah pintu masuk segala macam benda asing ke dalam badan.

Banyak orang yang tidak tahu, banyak penyakit berawal dari mulut, pada umumnya orang hanya tahu, penyakit mulut hanyalah pada gigi, padahal dari gigilah sumber bersarangnya banyak penyakit.


MEKANISME PENYEBARAN

Penyebaran penyakit dari gigi ke organ tubuh lain disebabkan oleh infeksi kronis di suatu tempat yang memicu penyakit ditempat lain. Dan bakteri, sisa-sisa dari kotoran maupun mikroba penginfeksi bisa menyebar ke tempat lain di tubuh.

Sebetulnya, bakteri dari dalam mulut tidak akan bisa masuk ke dalam sistem aliran darah, asalkan kita bisa menjaga kesehatan gigi. Jika kita mempunyai sistem imun yang kuat, kehadiran bakteri dalam mulut tidak akan mendatangkan masalah. Tetapi bagi orang yang sistem imunnya lemah, bakteri dari mulut bisa menyebabkan menyebarnya penyakit ke anggota tubuh yang lain, seperti endocarditis (bakteri dari mulut memasuki aliran darah)

PENGARUH PADA JANTUNG

Dampak penyakit gigi pada jantung dapat berupa penyakit jantung koroner, peradangan otot, serta katup jantung (endokarditis). Bakteri yang terbawa aliran darah bisa memproduksi enzim yang mempercepat terbentuknya bekuan darah, sehingga mengeraskan dinding pembuluh darah jantung (aterosklerosis). Bakteri dapat juga melekat pada lapisan (plak) lemak di pembuluh darah jantung dan mempertebal plak. Semua itu, menghambat aliran darah serta penyaluran sumber makanan dan oksigen ke jantung, sehingga jantung tak berfungsi semestinya.

Kemungkinan lain, reaksi peradangan yang disebabkan oleh penyakit gigi meningkatkan pembentukan plak yang memacu penebalan dinding pembuluh darah. Penelitian menunjukkan, orang dengan penyakit gigi mempunyai risiko dua kali lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner.

Bakteri di lubang gigi maupun gusi yang rusak dapat masuk ke dalam sirkulasi darah lewat gusi yang berdarah. Bakteri ini dengan mudah menyerang katup jantung maupun otot jantung yang telah melemah. Gejalanya berupa demam, bising jantung, perdarahan di bawah kulit, bahkan embolisasi (penyumbatan) pembuluh darah kecil di organ-organ tubuh lainnya.

Meskipun jarang, penyakit ini dapat berakibat fatal dan kadang kala memerlukan operasi katup jantung darurat. Selain itu juga sangat dianjurkan pemberian antibiotika sebagai profilaksi pada orang yang menderita prolaps katup jantung, penyakit jantung rematik dan kelainan jantung bawaan, sebelum mendapatkan tindakan pengobatan gigi.


JAGA KESEHATAN GIGI & MULUT


STROKE

Penyakit gusi, yaitu infeksi pada jaringan pendukung gigi, ternyata dapat menjadi risiko untuk terjadinya stroke. Sepintas memang terlihat tak ada kaitannta, namun banyak penelitian menemukan adanya hubungan yang erat antara kedua penyakit tersebut. Plak pada jaringan gusi yang tidak dibersihkan secara teratur, dapat mengiritasi gusi, sehingga gusi menjadi merah, mudah berdarah dan terkadang membengkak, ini gejala awal terjadinya gingivitis.

Gingivitis yang turut bertanggungjawab dalam pembentukan darah beku akan menjadikan arteri tersumbat, karena bakteri ini menyebabkan radang di seluruh badan, termasuk saluran darah yang meningkatkan resiko plak aterosklerotik.

KELAHIRAN PREMATUR

Penyakit gusi/jaringan pendukung gigi juga dapat menyebabkan kelahiran sebelum waktunya (prematur). Hal ini bisa terjadi, karena bakteri yang berasal dari mulut menghasilkan toksin dan sampai ke plasenta melalui aliran darah. Toksin ini akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan fetus, yang dapat menimbulkan rangsangan untuk mempercepat kelahiran.

Menjaga kesehatan gigi dan mulut jauh lebih mudah dibandingkan mengatasi penyakit yang ditimbulkan. Jika selama ini kita sering mengabaikan kesehatan gigi, sekarang saat terbaik untuk lebih serius memberi perhatian kepada kesehatan mulut. Jangan segan untuk pergi ke dokter gigi bila mengalami keluhan pada gigi, dan dianjurkan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan rajin menggosok gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung flouride. Ingat kata orang tua 'Jangan memandang remeh penyakit.


UPAYA PENINGKATAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT SESUAI KEBUTUHAN MASYARAKAT SETEMPAT



Penyakit gigi dan mulut di Indonesia merupakan masalah utama dan diderita oleh 90% penduduk. Di negara berkembang khususnya di Indonesia penyakit gigi dan muluit umumnya masih tinggi dan cenderung meningkat, bila tidak dilakukan perawatan atau diobati, maka akan semakin parah.

Penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemukan di masyarakat adalah penyakit karies dan periodontitis. Salah satu alternatif dalam upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut masyarakat adalah melalui Puskesmas. Selama ini pendayagunaan upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas belum optimal, meskipun Departemen Kesehatan telah melakukan upaya peningkatan pelayanan melalui pendidikan dan pelatihan singkat pada dokter gigi dan perawat gigi. Namun status kesehatan gigi dan mulut belum optimal, terbukti status kesehatan gigi dan mulut anak usia 12 tahun yang merupakan indikator utama pengukuran DMFT menurut WHO masih tergolong tinggi yaitu mendekati 3 gigi peranak.

Di Indonesia angka DMFT menurur WHO cenderung meningkat, pada tahun 1970, DMFT=0,70, tahun 1980 DMFT=2,30, dan pada tahun 1990 adalah 2,70, meskipun pada pelita VI DMFT=2,69. Namun yang memprihatinkan keinginan masyarakat untuk berobat gigi dan mulut sedini mungkin masih belum dapat dilaksanakan, sehingga ratio tambal dan cabut di Puskesmas rata-rata dalam Pelita VI adalah 1:4.

Oleh karena itu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui need dan demand masyarakat setempat. Penelitian dilakukan selama 10 bulan, dengan disain studi Cross Sectional di propinsi Jawa Barat yaitu di Kodya dan Kabupaten Sukabumi, Kodya dan Kabupaten Bandung serta Kodya dan Kabupaten Bogor.

Sampel adalah pengunjung puskesmas yang telah berusia diatas 12 tahun. Puskesmas yang terpilih adalah Puskesmas Selabatu (Kodya Sukabumi), Puskesmas Cisaat (Kabupaten Sukabumi), Puskesmas Padasuka (Kodya Bandung), Puskesmas Rancaekek (Kabupaten Bandung) dan Puskesmas Bogor Tengah (Kodya Bogor) dan Pusksmas Cileungsi (Kabupaten Bogor). Jumlah sampel adalah 240 orang, masing -masing puskesmas 40 orang.

Pengumpulan data melalui pemeriksaan status kesehatan gigi dan mulut serta wawancara, pengisian formulir KAP dan jenis pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dibutuhkan oleh masyarakat serta formulir untuk mencatat tenaga kesehatan dan sarana yang ada di puskesmas terpilih.

Hasil penelitian didapatkan nilai DMFTnya bervariasi dan umumnya tingkat keparahannya tinggi yaitu berkisar antara 4,82--8,67, sedangkan nilai rata-rata OHIS berkisar antara 1,07--1,98 adalah sedang atau cukup. Dan rata-rata keinginan dari pasien yang datang ke puskesmas untuk berobat gigi dan mulut adalah ingin mencabut gigi yang kemudian diikuti dengan keinginan untuk menambal gigi. Sedang kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas terpilih sudah cukup memadai, dengan satu dokter gigi dan satu perawat gigi.


PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT


Upaya penanggulangan masalah kesehatan gigi dan mulut haruslah didasarkan pada pemahaman yang baik tentang berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut masyarakat, baik provider sebagai pelaksana pelayanan maupun masyarakat sebagai pengguna pelayanan yang tersedia.

Penelitian tentang provider/dokter gigi, telah dilakukan oleh puslit ptm, badan litbang kesehatan, dan oleh bintoro s, gambaran pengguna jam kerja dokter gigi di puskesmas kecamatan wilayah kota, jakarta pusat tahun 1987.

Dalam penelitian ini tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut di depok dan tanggarang tahun 1996, bertujuan untuk mendapatkan data tentang pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut dari berbagai tingkat pendidikan dan pekerjaan, dan mendapat masukan untuk pengembangan pesan-pesan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, serta media komunikasi yang sesuai dan yang dapat diterima oleh sasaran, serta sebagai base line data penelitian yang akan datang.

Dengan cross sectional study, menggunakan kuesioner untuk wawancara dengan jawaban terbuka pada responden yang terdiri dari buruh pabrik di tanggerang, orang tua murid s.d negeri dan guru s.d di depok dan mahasiswa fkm-ui depok, masing-masing group responden 100 orang. Setelah wawancara, dilakukan fokus group diskusi masing-masing kelompok.

Hasil penelitian menunjukkan meskipun pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kesehatan gigi dan mulut mahasiswa fkm-ui relatif lebih tinggi dari ketiga group responden lainnya, akan tetapi tidak berbeda banyak. Dan dapat dikatakan meskipun pengetahuan lebih baik dari sikap dan perilaku akan tetapi secara umum masih sangat rendah. Media informasi yang dikonsumsi masyarakat cukup banyak mulai dari televisi, radio, koran, dan majalah.

Dapat disimpulkan bahwa secara umum pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut masih sangat kurang, disarankan penanganan dental health education keseluruh masyarakat sangat mendesak untuk segera ditangani secara serius melibatkan para ahli kie.
Menggunakan media informasi segala cara terutama audiovisual, meskipun mahal akan tetapi sangat effektif dan mencapai banyak sasaran dengan cepat, menggunakan poster untuk daerah pedesaan.
Menggunakan segala dana dan daya yang ada untuk mengkonsentrasikan program promotif ini.
Memperkenalkan perawatan oral prophylasis sebagai salah satu cara untuk memelihara gigi, pencegahan dan kontrol terhadap penyakit gigi dan mulut secara rutin. Sebagai pelaksana selanjutnya dapat menggunakan tenaga lulusan akademi perawat gigi.

Bila masyarakat sudah terdidik dan mengerti bagaimana merawat gigi dengan benar makan demand akan meningkat, untuk itu perlu dipersiapkan sarana untuk oral prophylaxis yang memadai sehingga petugas/dokter gigi dengan senang mengerjakannya. Dengan memulai program promotion dan prevention diharapkan kunjungan kepoliklinik gigi meningkat, tindakan tambal akan lebih banyak dari pada cabut, prevalensi karies menurun. Mengusulkan 1-2 jam mata ajaran oral health education, terutama promotion dan prevention pada mahasiswa fkm program s-1, karena sebagai calon sarjana kesehatan masyarakat, minimal harus mengetahui perawatan gigi, proses sakit gigi dan oral prophylaxis.


CEGAH KARIES GIGI
TIDAK cukup air. Inilah masalah yang biasa dihadapi sepanjang Ramadan. Walaupun disaran minum banyak air selepas berbuka, saranan ini sukar dilaksanakan kerana ramai tidak mahu berulang ke tandas pada waktu malam.

Namun kekurangan air boleh menyebabkan kita menghadapi masalah nafas berbau dan ini tentu lebih memalukan. Hampir 75 peratus daripada komponen badan kita membabitkan air. Jika kekurangan air, banyak proses fisiologi dalam badan akan terjejas.
Ini termasuk proses pemecahan dan pencernaan makanan yang dimakan ketika berbuka dan bersahur. Makanan yang tidak dicerna dengan sempurna di dalam perut boleh menghasilkan bau yang ‘berpindah’ ke mulut. Ini antara punca bau mulut yang kurang menyenangkan, terutama ketika berpuasa.

Namun menurut Ketua Jabatan Kesihatan Awam Pergigian, Fakulti Pergigian Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Profesor Madya Dr Tuti Ningseh Mohd Dom, ia bukan punca utama masalah mulut berbau.
Kehadiran penyakit pergigian seperti karies, penyakit gusi dan gigi berlubang turut menyumbang kepada masalah bau mulut. Penyakit pergigian ini perlu dirawat segera kerana ia bukan saja dapat mengatasi masalah bau mulut, tetapi mengelakkan kita kehilangan gigi.
Selain itu, sisa makanan yang tidak dibersihkan dengan baik akan memburukkan keadaan kerana bakteria di dalam mulut bertindak balas dengan sisa makanan berkenaan dan menghasilkan gas ammonia yang mengeluarkan bau busuk.

Dr Tuti berkata, mulut adalah jendela tubuh manusia. Apabila mulut sihat, seluruh badan juga secara tidak langsung akan sihat. Malah, kita boleh melakukan pelbagai aktiviti, termasuk bersosial, tanpa rasa segan atau rendah diri kerana nafas berbau.
Semua orang tahu perkara ini. Bahkan semua juga tahu dan diajar sejak kecil kita perlu memberus gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari untuk mendapatkan gigi dan mulut sihat.
Bagaimanapun, kajian dijalankan Bahagian Pergigian Kementerian Kesihatan ke atas 10,000 orang dewasa pada 2000 mendapati, hampir 100 peratus responden mengakui hanya memberus gigi sekali sehari.
Kajian pada 2004 ke atas kanak-kanak berumur enam tahun mendapati, tujuh daripada 10 orang mengalami karies gigi (kebusukan dan luluhan bahan gigi). Di kalangan kanak-kanak berumur 12 tahun pula, enam daripada 10 orang turut mengalami masalah ini.
“Lebih memeranjatkan, sembilan daripada 10 orang dewasa ada karies gigi. Daripada 10,000 yang disoal selidik, kira-kira 90 peratus mengalami masalah sakit gusi. Ini bermakna hanya 10 peratus orang dewasa di negara kita mempunyai gusi sihat.
“Kesedaran terhadap kepentingan penjagaan gigi juga masih rendah kerana hanya lima peratus orang dewasa menjalani pemeriksaan gigi. Lebih 50 peratus orang hanya datang berjumpa doktor gigi apabila ada masalah atau sakit gigi,” katanya ketika menyampaikan taklimat Penjagaan Mulut Menurut Amalan Islam pada pelancaran ubat gigi Colgate Kayu Sugi anjuran Colgate-Palmoline (M) Sdn Bhd.

Dr Tuti berkata, ada pesakitnya bertanya, apakah sakit gigi boleh mati. Sehingga kini memang belum ada orang mati kerana sakit gigi, tetapi kesannya boleh menyebabkan seseorang terasa ingin mati.
Ini kerana apabila sakit gigi, semua aktiviti seolah-olah terhenti. Bahkan hendak makan pun susah dan terasa sakit. Sakit gigi juga boleh menimbulkan perasaan malu kerana ia menunjukkan kita tidak mementingkan soal kebersihan diri.

Walaupun ada yang menganggapnya remeh, ia sangat penting kerana masalah gigi dan nafas berbau boleh menjejaskan kualiti hidup, terutama jika ia mempengaruhi hubungan dengan pasangan.
Ini sebabnya Islam menekankan penjagaan kebersihan gigi. Malah, Rasulullah SAW pernah bersabda yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim bermaksud, “Jika tidak membebankan, akan kusuruh umatku menggunakan kayu pembersih gigi setiap kali mengerjakan solat.”
Diriwayatkan juga Rasulullah akan membersihkan giginya setiap kali sebelum solat, bertahajud, bangun tidur dan sebelum balik ke rumah berjumpa isterinya.

“Penjagaan kebersihan gigi pada bulan puasa sama seperti hari tidak berpuasa. Cuma setiap orang dianjurkan minum banyak air kosong selepas berbuka, terutama bagi individu yang ada masalah nafas berbau.
“Paling penting, jangan makan makanan manis antara waktu makan (snek). Jika mahu, makanan manis ini diambil bersama ketika sarapan, makan tengah hari atau makan malam. Snek manis antara punca utama kerosakan gigi,” katanya.

Selain itu, beberapa panduan boleh diamalkan untuk mengekalkan kesihatan mulut iaitu:

1. Kawal pemakanan.
Tiada halangan untuk menikmati semua jenis makanan, tetapi mesti bersederhana. Kurangkan makanan dan minuman manis kerana gula antara penyumbang besar masalah kerosakan gigi.

2. Amalan kebersihan mulut yang baik.
 Berus gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari.
 Gunakan berus gigi lembut.
 Gunakan ubat gigi berflourida. Ubat gigi mengandungi rumusan kayu sugi juga satu kelebihan. Kayu sugi daripada pokok Salvadora persica digunakan dalam penjagaan gigi sejak turun temurun dan semua bahagian pokok termasuk daun, bunga, buah, biji dan batang boleh digunakan untuk membersihkan gigi.

Dahannya yang berserat digunakan sebagai berus gigi dan banyak kajian membuktikan ekstrak kayu sugi mempunyai kelebihan sebagai antibakteria, antikaries dan antiperiopatik (anti kerosakan gigi).


3. Berhenti merokok.

Rokok akan menyebabkan gusi menjadi tidak sihat dan melambatkan proses pemulihan luka jika gusi berdarah. Malah, kandungan tar dalam asap rokok akan menjadikan gigi berwarna kuning dan berkarat.

4. Jalani pemeriksaan gigi sekurang-kurangnya dua kali setahun.

Langkah ini membolehkan masalah gigi dikesan awal dan mengelakkan kita kehilangan gigi.

5. Gunakan air berflourida yang sangat baik untuk mencegah masalah karies gigi.

6. Kurangkan makan makanan yang masam kerana ia boleh menghauskan gigi.



KELAINAN PADA BIBIR, MULUT & LIDAH

DEFINISI

LUKA & PERTUMBUHAN LAINNYA DI MULUT

Setiap luka terbuka yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih harus diperiksa oleh dokter gigi atau dokter umum, terutama jika tidak menimbulkan nyeri.
Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di bibir atau pipi biasanya memiliki penyebab yang tidak terlalu serius; bisa merupakan sariawan (canker sores) atau merupakan akibat dari tergigitnya bibir atau pipi secara tidak sengaja.

Luka terbuka di dalam mulut seringkali berwarna putih, kadang dengan pinggiran yang berwarna merah.
Suatu luka terbuka bisa terbentuk jika penderita meletakkan aspirin diantara pipi dan gusi sebagai suatu cara (yang salah) untuk mengurangi sakit gigi.
(more…)
Kanker & Pertumbuhan Lainnya Di Mulut
Posted by lawalangy in dentistry news. add a comment
Kanker & Pertumbuhan Lainnya Di Mulut
DEFINISI
Pertumbuhan jinak (non-kanker, benigna) dan pertumbuhan ganas (kanker, maligna) bisa berasal dari berbagai jaringan di dalam dan di sekitar mulut, termasuk tulang, otot dan saraf.
Kanker yang berasal dari lapisan mulut atau jaringan permukaan disebut karsinoma, kanker yang berasal dari jariangan yang lebih dalam disebut sarkoma.Meskipun jarang terjadi, kanker yang ditemukan di dalam mulut bisa berasal dari bagian tubuh lainnya, terutama paru-paru, payudara dan prostat.Kanker dengan garis tengah kurang 1 cm biasanya dapat diobati dengan mudah.
Tetapi kebanyakan kanker tidak terdiagnosis sampai kanker tersebut telah menyebar ke kelenjar getah bening rahang dan leher.
Karena terlambatnya penemuan kanker ini, maka 25% dari kanker mulut bersifat fatal
(more…)
Masalah Kedaruratan Gigi
Posted by lawalangy in dentistry news. add a comment
Masalah Kedaruratan Gigi
SAKIT GIGI

Sakit gigi bisa terjadi karena:

- karies gigi

- abses
-
- peradangan gusi di sekitar akar gigi (perikoronitis)
-
- peradangan sinus (sinusitis).

Jika beberapa gigi atas terasa sakit pada saat mengunyah atau ketika membungkuk, maka kemungkinan penyebabnya adalah sinusitis (terutama jika sakit gigi timbul pada saat penderita menderita pilek).
Pengobatan untuk sinusitis adalah antibiotik dan dekongestan (obat untuk melegakan hidung tersumbat).


KAWAT GIGI, ANTARA TREND DAN KEPERLUAN
Posted by lawalangy in dentistry news. add a comment
Sampai sekarang, memakai kawat gigi masih menjadi tren. Dari orang biasa, sampai selebritis, ramai-ramai memakainya. Meski harganya ’selangit’, penggemar kawat gigi ini tetap saja banyak. Sekadar tren, atau memang perlu?
Meskipun fungsi utamanya bukan untuk hiasan, tapi kenyataannya, banyak orang menjadikan kawat gigi sebagai aksesoris. Bentuk serta bahan yang unik, menjadikan kawat perata ini menjadi penghias gigi. Padahal, tidak sembarang orang membutuhkan kawat gigi, lo.
Menurut Drg. Ines Nisa Khairi, Sp. Ort, dari Klinik Kharinta, Bintaro Jaya, kawat gigi dibutuhkan untuk memperbaiki gigi yang letaknya tidak pada tempatnya, bertumpuk dan berjejal-jejal sehingga kekurangan tempat, tumbuh terlalu jarang sehingga ada celah di antara gigi-gigi, atau letaknya terlalu maju atau mundur. “Kondisi gigi seperti itulah yang dapat diperbaki dengan dibantu alat yang disebut kawat gigi.”

Jumat, 08 Juni 2007

Kanguru


KANGURU

Kanguru atau kangguru adalah hewan mamalia yang memiliki kantung (marsupialia). Hewan ini termasuk hewan khas Australia. Kata kanguru diambil dari bahasa Aborigin gangguru.
Ada tiga spesies kanguru:
· Kanguru Merah
Kanguru Merah adalah hewan marsupial terbesar yang masih hidup. Apabila berdiri tingginya dapat mencapai lebih dari 2 meter dan bobotnya mencapai 90 kg. Kanguru jenis ini biasanya bergerak dalam kelompok besar. Mereka tidur di kala siang yang hawanya paling panas. Apabila tidak ada air, mereka akan mencari kelembaban dari tumbuhan hijau. Mereka juga hanya akan berkembangbiak apabila ada hujan dan tumbuh tanaman baru.
· Kanguru Abu-abu Timur
Kanguru Abu-abu Timur dapat ditemukan di daerah subur Australia bagian timur.
· Kanguru Abu-abu Barat
Kanguru Abu-abu Barat dapat ditemukan di Australia bagian barat, Australia bagian selatan yang dekat dengan pantai dan basin Sungai Darling.
Kanguru Abu-abu sangat banyak jumlahnya. Mereka hidup di hutan-hutan eukaliptus yang terbuka dan di daerah berumput. Mereka memakan rumput.
Makropod
Sebagai tambahan, ada 60 makropod yang lebih kecil yang masih berhubungan dengan kanguru yaitu:
· Kanguru Pohon. Kanguru jenis ini hidupnya di atas pohon. Pada siang hari mereka tidur di dahan-dahan pohon. Pada malam hari mereka makan daun dan buah. Kanguru Pohon bisa ditemukan di hutan hujan tropis yang padat di Australia bagian timur laut dan New Guinea. Beberapa kanguru Pohon adalah hewan yang dilindungi. Kebanyakan dari mereka hampir punah disebabkan oleh perusakan lingkungan.
· Wallabi
· Wallaroo
· Quokka
Deskripsi Fisik
Kanguru mempunyai dua kaki belakang yang kuat, telapak kakinya yang besar didesain untuk meloncat. Kanguru biasa melompat dengan kecepatan 20-25 km/jam. Tapi mereka bisa melompat hingga kecepatannya menjadi 70 km/jam. Harapan hidup kanguru sekitar 9-18 tahun. Walau terkadang ada kanguru yang bisa bertahan hidup hingga 28 tahun.
Kanguru tidak hanya berada di Australia, di tanah air kita pun terdapat kanguru, khususnya Papua. Kanguru adalah binatang menyusui yang agak aneh. Jika dilihat sepintas, tampangnya mirip tampang rusa, tetapi kaki belakangnya lebih besar dan lebih panjang. Hal menarik lainnya, induk kanguru selalu membawa anaknya yang masih bayi dalam sebuah kantong di perutnya.
Jenis satwa khas Papua ini kini memang masih cukup banyak. Namun pemerintah kita tetap melindunginya untuk menjaga kelestarian satwa tersebut di masa mendatang. Karena di sana kanguru pun diburu untuk dimakan dagingnya.
Jenis Kanguru
Kanguru adalah satwa pemakan tumbuhan dari Keluarga Macropodidae yang penyebarannya terbatas hanya di Australia dan Irian Jaya saja. Kita memiliki dua jenis kanguru, yaitu kanguru darat dan kanguru pohon. Sesuai dengan cara hidupnya, kanguru darat hidup di tanah, mereka biasanya menghuni hutan-hutan berupa semak belukar maupun padang rumput.
Kanguru pohon sebagian besar masa hidupnya ada di pohon. Sekalipun begitu satwa tersebut juga sering turun ke tanah, misalnya bila sedang mencari air minum. Moncong kanguru pohon bentuknya lebih runcing jika dibandingkan dengan moncong kanguru darat. Ekornya agak panjang dan bulat, berbulu lebat dari pangkal sampai ekornya.

Pada kanguru darat kedua kaki depannya lebih pendek dari pada kaki belakangnya, Cakarnya pun lebih kecil. Moncongnya agak tumpul dan tidak berbulu. Ekornya makin meruncing ke ujung, bulunya tidak begitu lebat. Di Irian terdapat tiga jenis kanguru pohon yaitu dari marga Dendrolagus. Yang paling banyak adalah D. goodfellowi berkulit tubuh coklat sawo matang.
Kanguru yang terdapat di daerah pegunungan adalah Dendrologus dorsianus, warna bulunya cokelat muda. Badan kanguru kira-kira sebesar kambing, ekornya lebih pendek daripada tubuhnya. Ada lima jenis kanguru darat di Irian Jaya, yaitu dari marga Dorcopsis, Wallabaia dan Thylogale. Mereka hidup dari daerah pantai sampai pegunungan. Panjang tubuhnya sekitar 1 meter, ekornya lebih pendek daripada tubuhnya.
Jenis yang hidup di daerah pantai selatan Papua yaitu Thylogale stigmata, warna kulit tubuhnya kuning kecokelatan. Di daerah Merauke terdapat jenis Wallabia agilis, kulitnya cokelat muda kehitaman. Sedangkan jenis kanguru yang terdapat di daerah Irian Jaya bagian Utara adalah Dorcopsis hageni, kulit badannya cokelat sawo matang.
Kanguru darat lebih pandai meloncat bila dibandingkan dengan kanguru pohon. Namun justru merekalah yang paling banyak diburu sampai sekarang. Pemburuan kanguru memang sudah sejak dahulu dilakukan penduduk. Dagingnya dimakan, kulitnya dijual, bahkan masih banyak yang diekspor ke luar negeri. Jumlah kanguru kini memang masih cukup banyak. Irian Jaya masih memiliki hutan-hutan yang cukup luas. Sekalipun demikian pemerintah tetap merasa was-was karena jenis binatnag itu kini masih tetap diburu di mana-mana. Itulah sebabnya sejak tahun 1970 kanguru dilindungi undang-undang dan dilarang diburu.


Kanguru adalah salah satu hewan perusak tanaman di Australia. Jumlahnya yang banyak, sekitar 60 juta sekarang, membuatnya harus berebut sumber air dan makanan dengan manusia.
Mengusir hewan ini dari lahan pertanian dan sumber air merupakan aktivitas rutin yang harus dilakukan para petani di sana. Cara tradisional yang dilakukan adalah dengan menghardiknya menggunakan suara keras dari beberapa speaker yang dipasang di dekat lahan. Namun, semakin lama kawanan hewan berkantung ini semakin terbiasa dengan suara tersebut dan tidak lagi takut.
Tapi, mulai sekarang, para petani mungkin dapat melakukan cara yang ampuh dan unik untuk menghalau kanguru dari lahannya. Para peneliti di Melbourne University menemukan bahwa binatang berkantung ini takut pada suara langkah kakinya sendiri.
Suara rekaman kaki kanguru yang sedang memukul-mukul kakinya di tanah ditakuti kanguru-kanguru pengganggu. Sebab, suara itulah yang selalu dibuat hewan berkaki besar ini ketika menghadapi bahaya dan bersiap-siap melawan. Kanguru akan menghindar suara yang dianggapnya ancaman alaminya itu.
Terobosan ini sangat membantu para petani Australia mencegah kerugian yang mungkin ditimbulkan. Mereka sering mengeluhkan serangan kanguru yang kadang-kadang dilakukan dalam jumlah besar, seperti halnya kutu atau hama lainnya.
Akibatnya beberapa juta ekor kanguru terpaksa dibunuh setiap tahunnya. Bahkan, seringkali kanguru harus terluka parah karena ditembak atau dianiaya oleh orang yang tidak berpengalaman. Para pecinta hewan telah mendesak berbagai pihak agar tidak lagi membunuh kanguru dengan cara-cara yang menyakitkan.
Sejumlah besar hewan berkantung ini juga terluka atau terbunuh karena tertabrak truk atau mobil di jalanan. Para peneliti berharap, terobosan yang mereka kembangkan juga dapat digunakan untuk menghalau kanguru dari jalanan yang ramai.



SISTEM REPRODUKSI KANGURU
Sistem reproduksi kanguru sangat berbeda dengan hewan lainnya. Embrio kanguru melewati beberapa tahap perkembangan di luar rahim, yang biasanya terjadi di dalam rahim.
Tidak lama setelah pembuahan, dilahirkan bayi kanguru yang buta, panjangnya satu sentimeter. Biasanya hanya seekor yang lahir. Pada tahap ini bayi kanguru disebut neonatus. Sementara embrio semua mamalia melewati tahap ini di dalam rahim induknya, anak kanguru lahir saat panjangnya baru satu sentimeter. Neonatus tersebut belum berkembang sempurna: kaki depan belum berbentuk, dan kaki belakang baru merupakan tonjolan kecil.
Dengan keadaan seperti itu, neonatus tentu tidak dapat meninggalkan induknya. Setelah keluar dari rahim, neonatus bergerak memanjat menggunakan kaki depan menyusuri bulu-bulu tubuh induk dan tiga menit kemudian tiba di kantong induknya. Kantong induk bagi neonatus sama dengan rahim bagi mamalia lain. Perbedaannya adalah pada mamalia lain anak terlahir dalam bentuk bayi, sedangkan kanguru masih berupa neonatus ketika keluar dari rahim. Kaki, muka, dan banyak organ lainnya belum terbentuk. Neonatus yang telah mencapai kantong, menempelkan dirinya ke salah satu dari empat puting susu dan mulai menyusu.
Pada tahap ini, induk kembali mengalami ovulasi dan sel telur terbentuk di dalam rahim. Betina sekali lagi berkopulasi dengan jantan sehingga sel telur dibuahi. Namun, sel telur yang dibuahi tidak segera berkembang. Bila wilayah Australia Tengah mengalami musim kemarau panjang, seperti yang sering terjadi, telur yang dibuahi tersebut tidak mengalami perkembangan sampai musim kemarau selesai. Bila musim hujan datang dan padang rumput tumbuh, perkembangan sel telur dimulai kembali.
Pada tahap ini, kita menghadapi pertanyaan: siapa yang merencanakan semua ini, siapa yang mengatur perkembangan telur sesuai kondisi lingkungan? Telur tidak dapat mengatur dirinya sendiri karena belum sempurna sebagai makhluk hidup, tidak berakal, dan sama sekali tidak mengetahui kondisi lingkungan di luar. Induk juga tidak dapat mengatur hal ini karena, seperti makhluk hidup lain, induk tidak mempunyai kekuasaan atas perkembangan yang terjadi di dalam tubuhnya. Peristiwa yang luar biasa ini tentu diatur oleh Allah, pencipta induk dan sel telur.
Apabila cuaca mendukung, 33 hari setelah pembuahan, neonatus baru yang sebesar biji kacang merah, merayap dari mulut rahim dan mencapai kantong induknya seperti yang dilakukan kakaknya.
Sementara itu, neonatus pertama di dalam kantong telah mengalami pertumbuhan yang nyata. Ia tumbuh tanpa mengganggu adiknya yang panjangnya hanya satu sentimeter. Setelah berumur 190 hari, anak kanguru sudah cukup dewasa untuk keluar dari kantong induknya. Mulai saat itu, anak kanguru menghabiskan sebagian besar waktunya di luar kantong dan sepenuhnya meninggalkan kantong pada umur 235 hari.
Tak lama sesudah kelahiran anak kedua, kanguru betina kembali berkopulasi, sehingga jumlah anak yang menggantungkan hidup pada induk adalah tiga ekor. Anak pertama sudah dapat makan rumput, namun kadang-kadang kembali ke kantong untuk menyusu; anak kedua masih berkembang dengan menyusu; anak ketiga, yang terkecil, masih dalam bentuk neonatus.
Yang mengejutkan adalah bahwa ketiga anak ini, yang berada dalam tahap perkembangan yang berbeda-beda dan bergantung pada induknya, masing-masing mendapatkan jenis air susu yang berbeda sesuai dengan tahap perkembangannya. Pada awal perkembangannya, anak mendapatkan susu yang bening dan tidak berwarna, kemudian susu berubah putih seperti air susu pada umumnya. Jumlah lemak dan zat kandungan lain juga bertambah sejalan dengan perkembangan anak.
Sementara anak pertama mendapatkan susu yang sesuai dengan kebutuhannya, anak kedua mendapatkan susu yang lebih mudah dicerna pada puting susu yang lain. Dengan demikian, induk menghasilkan dua jenis susu sekaligus dengan kandungan zat yang berbeda. Ketika anak ketiga lahir, susu yang dihasilkan juga menjadi tiga jenis: bergizi tinggi untuk anak yang lebih tua, gizi dan lemak lebih rendah untuk anak yang lebih muda. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap anak mendapatkan puting susu yang khusus bagi dirinya. Bila mengisap puting susu yang mengandung zat yang berbahaya baginya, susu tersebut bisa membahayakan tubuhnya.
Cara pemberian makan seperti di atas ini memang luar biasa dan jelas merupakan karya cipta yang unik. Induk kanguru tentu tidak secara sadar mengatur semuanya. Bagaimana mungkin seekor hewan dapat menentukan kandungan susu yang berbeda-beda bagi ketiga anaknya? Andaikan bisa, bagaimana ia dapat menghasilkan ketiga kandungan susu yang berbeda di dalam tubuhnya? Bagaimana ketiga jenis susu itu disalurkan melalui saluran yang berbeda?
Sudah pasti kanguru tidak mampu melakukan hal tersebut. Induk kanguru bahkan tidak menyadari bahwa susu yang dikeluarkan terdiri atas tiga macam. Proses yang sangat mengagumkan ini pasti hasil dari sifat alamiah yang sudah ada dalam tubuh hewan.

Kanguru Pohon Wakera
Kalau Australia punya hewan khas kanguru, maka sebenarnya Indonesia juga punya. Hanya bedanya, kanguru dari Indonesia adalah jenis kanguru pohon. Sesuai namanya, kanguru ini hidup dari pohon ke pohon. Kanguru pohon Wakera merupakan hewan endemik Papua. Berasal dari daerah Wakera, khususnya area Teluk Lobo, famili Macropodidae ini bernama Latin Dendrolagus inustus. Adalah Muller, ahli zoologi asal Jerman yang pertama kali mendeskripsikannya dalam bentuk tulisan pada tahun 1840. Kanguru pohon Wakera ini juga punya beberapa nama Latin sinonim seperti D. finschi, D. keiensis, D. maximus, D. sorongensis dan D. schoedei. Orang mancanegara lebih suka menyebutnya Dusky atau Grizzled tree-kangaroo yang berarti kanguru pohon kelabu. Walau berasal dari Wakera, namun spesies unik ini juga tersebar di daerah utara Papua.
Indonesia juga memiliki daerah di mana hewan ini bermukim. Adalah Papua, tempat di mana hewan berkantung itu hidup menyatu dengan alam yang asri.

Hingga saat ini terdapat sekitar sepuluh jenis kanguru yang terdapat di kawasan Indo-Pasifik. Separuhnya berada di Indonesia. Bahkan salah satu jenis di antaranya baru saja ditemukan. Kanguru pohon mbaiso (dendrolagus mbaiso) ditemukan di kawasan hutan sub-alpin Papua. Jenis lainnya adalah kanguru pohon hias (denrolagus goodfellowi), kanguru pohon ndomea (dendrolagus dorianus), kanguru pohon nemena (d.ursinus), dan kanguru pohon wakera (dendrolagus inustus).

Bentuk dan jenis dari hewan ini tidak mengalami banyak perbedaan. Hanya ukurannya saja yang berbeda. Kanguru adalah binatang mamalia berkantung yang ganjil dan aneh. Wajahnya mirip rusa, berjalan dengan cara melompat dan memiliki kaki belakang yang ukurannya lebih besar dari kedua kaki depannya.

Jenis satwa ini populasinya hanya berada di Papua dan termasuk hewan yang dilindungi sekalipun populasinya cukup banyak karena seiring tingginya perburuan hewan mamalia ini. Sejak tahun 1970-an kanguru dilarang diburu dan dilindungi undang-undang.
Keunikan lain dari binatang melompat ini adalah memiliki kantung di bagian depan tubuhnya atau di bagian perutnya untuk membawa anaknya. Jenis kanguru darat dan kanguru pohon (lau-lau) adalah keluarga dari macropdidae yang penyebarannya hanya terbatas di Australia dan Papua.

Kanguru adalah satwa pemakan tumbuhan. Hewan ini hidup sesuai dengan namanya. Kanguru pohon hidup di atas pohon walaupun ia juga berada di tanah untuk mencari minum.
Kelompok ini juga biasa hidup di antara lebatnya hutan dan semak belukar. Bentuk ekor dari kanguru pohon agak panjang dan bulat serta berbulu lebat dari pangkal hingga ujung ekornya, sedangkan bentuk moncongnya lebih runcing dari bentuk moncong kanguru darat.
Pada kanguru darat kedua kaki depannya jauh lebih kecil dari kaki belakangnya, ekornya meruncing pada bagian ujung dan tidak berbulu. Moncongnya tidak terlalu runcing dan tidak berbulu seperti kanguru pohon. Cakarnya pun lebih kecil. Mungkin ini disesuaikan dengan kebutuhannya yang tidak perlu berpegangan pada dahan pohon seperti lau-lau.

Di Papua terdapat tiga jenis kanguru pohon. Kanguru pohon berasal dari marga denrolagus. Yang paling sering ditemui adalah jenis dendrolagus goodfellowi, yang kulit tubuhnya berwarna cokelat sawo matang. Sedangkan kanguru jenis denrolagus dorsianus yang terdapat di daerah pegunungan, bulunya berwarna cokelat muda. Ukuran tubuh dari kanguru pohon kira-kira sebesar ***** dan ekornya lebih pendek dari panjang tubuhnya.

Di Papua, ada lima jenis kanguru darat dari marga dorcopsis, wallabsis, dan thylogale. Jenis ini hidup di daerah pantai hingga pegunungan dan panjang tubuhnya mencapai satu meter.

Thylogale stigmata adalah salah satu jenis kanguru darat yang bermukim di daerah pantai selatan Papua. Warna bulu dari jenis kanguru ini cukup cerah, yaitu kuning kecokelatan. Sedangkan di Merauke, terdapat jenis wallabaia agilis yang warna bulunya cokelat muda kehitaman.

Di Papua bagian utara terdapat jenis dorcopsis hageni yang warna bulunya cokelat sawo matang. Setiap kali hewan ini melahirkan ia hanya memiliki seekor bayi, dan hanya dapat menyimpan embrio atau bakal bayi dalam tubuhnya sampai hampir 11 bulan.
Embrio ini akan berkembang bila anak yang di kantung sudah besar dan musimnya cocok. Anak kanguru dilahirkan dengan keadaan buta, tanpa bulu, kecil, dan masih menempel pada puting induknya. Karena itu, ia butuh kantung induknya untuk berlindung. Ekornya yang besar diperlukan untuk menjaga keseimbangan ketika ia melompat. Kanguru darat memiliki kepandaian melompat dibandingkan dengan kanguru pohon (lau-lau).

Di kawasan kepala burung, Semenanjung Fak Fak, Salawati dan Pulau Yapen. Kadang ditemukan pula di daerah Waigeo. Mereka suka berhabitat di hutan lebat tropis dengan ketinggian antara 100-1.400 meter. Di Indonesia kanguru pohon Wakera sudah masuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Sementara di tingkat global mereka juga masuk dalam hewan langka yang dilarang diperdagangkan, yakni CITES Appendix II.
Dibanding dengan familinya, kanguru ini adalah yang paling besar di antara warga kanguru pohon lain. Bulu di tubuhnya juga lebih panjang-panjang dan lebat. Ukuran tubuh jantannya lebih besar dibanding betina. Bobot tubuh rata-rata bisa mencapai 15 kilogram saat usia dewasa. Dan sesuai namanya, kanguru pohon Wakera memiliki warna bulu abu-abu.
Mereka biasa aktif mencari makan dari pagi hingga petang hari. Tapi kadang mereka harus mengendap-endap, sebab kanguru pohon juga menjadi incaran para penduduk setempat. Konon kabarnya dagingnya sangat lezat untuk disantap.
Mereka adalah pemanjat ulung. Di ranting pohon bisa bergerak cukup lincah dan cekatan. Tapi sebaliknya kalau di tanah mereka bergerak sangat lambat. Ekornya cukup panjang, berfungsi sebagai penjaga keseimbangan tubuh. Kaki depannya cukup kuat dan kekar sehingga bisa menyanggah tubuh di ranting-ranting pohon atau memanjat. Kakinya lebih pendek dan lebar dibanding dengan kanguru biasa. Sedangkan kukunya juga lebih panjang dengan tujuan agar bisa mencengkeram batang pohon.
Penasaran ingin menyaksikan kanguru pohon Wakera bergelantungan dengan lincah dari pohon ke pohon? Barangkali kita bisa berpetualang ke hutan lebat Papua. Asal saja habitat mereka belum habis diburu manusia.

REFERENSI
· Dawson, Terence J. 1995. Kangaroos: Biology of the Largest Marsupials. Cornell University Press, Ithica, New York. Second printing: 1998. ISBN 0-8014-8262-3.
· Flannery, Timothy Fridtjof, et al. 1996. Tree Kangaroos: A Curious Natural History. Reed Books, Melbourne. ISBN 0-7301-0492-3
· Underhill D (1993) Australia's Dangerous Creatures, Reader's Digest, Sydney, New South Wales, ISBN 0-86438-018-6
· Weldon, Kevin. 1985. The Kangaroo. Weldons Pty. Ltd., Sydney. ISBN 0-949708-22-4

Senin, 04 Juni 2007

Pendidikan Sejak Dini

Pendidikan pada dasarnya terbagi kepada 2 bagian yaitu ,
Pendidikan Formal dan Pendidikan Non Formal.

Pendidikan Formal yaitu pendidikan yang didapati pada setiap jenjang sekolah mulai dari Sekolah Dasar ( SD ), SLTP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Sedangkan Pendidikan Non Formal yaitu setiap pendidikan yang didapati di luar pendidikan formal.